10 Langkah Cara Mengecek Kaki Untuk Menemukan Komplikasi Diabetes
caramengeceknya.blogspot.com - Mengecek Komplikasi Diabetes - Diabetes adalah penyakit kronis yang menyebabkan kekurangan produksi insulin di pankreas atau berkurangnya sensitivitas terhadap dampak-dampaknya di dalam sel. Sel membutuhkan insulin untuk mengambil glukosa. Jika tidak dirawat, tingginya kadar glukosa darah dalam waktu lama akan merusak organ dan saraf, terutama saraf-saraf periferal kecil yang memanjang ke mata, lengan, dan kaki. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, 60-70 persen penderita diabetes turut memiliki kerusakan saraf (neuropati).
Sumber Tepercaya National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases Kunjungi sumber Biasanya, gejala pertama diabetes terjadi di kaki. Jadi, pelajarilah gejala-gejala diabetes yang muncul di kaki dan lakukan pemeriksaan secara berkala untuk mencegah kerusakan permanen dan kelumpuhan kaki Anda.
Mencari Perubahan Sensasi di Kaki
Waspadai mati rasa di kaki. Salah satu gejala neuropati periferal yang paling awal dan sering terjadi adalah hilangnya sensasi dan mati rasa di kaki. Mati rasa dapat dimulai dari jari kaki, lalu berlanjut ke kaki seperti kaus kaki yang sedang dipasang. Biasanya, gejala ini terjadi pada kedua kaki, walau mungkin sensasinya lebih jelas terasa di salah satu kaki terlebih dahulu.
Terkait dengan mati rasa, kaki juga tidak terlalu merasakan sakit akibat suhu yang ekstrem (baik panas maupun dingin). Oleh karenanya, penderita diabetes rentan mengalami lepuhan akibat mandi air panas atau radang beku selama musim dingin.
Mati rasa kronis akan membuat penderita diabetes tidak sadar ketika kakinya tersayat, melepuh, atau cedera. Fenomena ini umum terjadi pada penderita diabetes, dan dapat menyebabkan infeksi pada kaki. Terkadang, neuropati pada pasien sedemikian parah sehingga infeksi pada kaki sudah berlangsung lama sebelum disadari penderita, dan telah menyebar sangat dalam ke jaringan dan bahkan memengaruhi tulang. Kondisi ini mengharuskan perawatan dengan antibiotik IV dalam jangka panjang dan berpotensi membahayakan jiwa.
Gejala neuropati periferal, misalnya mati rasa, biasanya semakin parah di malam hari ketika tidur.
Waspadai rasa gatal dan sensasi terbakar. Gejala umum lainnya adalah sensasi yang terasa tidak nyaman, misalnya rasa gatal, terjepit, tertusuk jarum, dan/atau sensasi terbakar. Sensasi-sensasi tersebut mungkin terasa mirip dengan sensasi kembalinya aliran darah ke kaki setelah sebelumnya “tertidur”. Tingkat sensasi yang tidak menyenangkan ini (disebut juga dengan parestesia), dimulai dari ringan sampai parah, dan biasanya sensasi pada kedua kaki tidak sama.
Rasa gatal dan sensasi terbakar biasanya dimulai dari dasar telapak kaki (sol), walaupun terkadang menjalar sampai ke kaki.
Sensasi aneh ini terkadang mirip dengan infeksi jamur (athlete’s foot atau kaki atlet) atau gigitan serangga, walaupun rasa gatal pada penderita diabetes biasanya tidak terlalu kuat.
Neutopati periferal di kaki biasanya berkembang akibat berlebihnya kadar gula (glukosa) di dalam darah sehingga meracuni dan merusak serat-serat saraf kecil.
Perhatikan peningkatan sensitivitas sentuhan, yang disebut juga dengan hiperestesia. Gejala lain yang berkembang pada sejumlah kecil penderita diabetes adalah meningkatnya kepekaan sentuhan di kaki. Alih-alih berkurang atau mengalami mati rasa, sensitivitas kaki penderita diabetes justru dapat meningkat atau bahkan terlalu peka (hipersensitif) terhadap sentuhan. Sebagai contoh, dalam kondisi ini, bahkan berat selimut tipis dapat terasa menyakitkan bagi penderita diabetes.
Komplikasi diabetes ini dapat mirip atau salah didiagnosis sebagai encok atau peradangan artritis parah.
Rasa sakit akibat meningkatnya kepekaan ini biasanya digambarkan sebagai rasa tersetrum atau nyeri terbakar.
Perhatikan kram atau rasa nyeri yang tajam. Seiring perkembangannya, neuropati periferal mulai memengaruhi otot-otot di kaki. Salah satu gejala perkembangan diabetes sudah mencapai otot adalah kram kaki dan/atau rasa nyeri yang tajam, terutama di bagian dasar telapak kaki. Kram dan rasa nyeri dapat terasa cukup parah sehingga penderita diabetes tidak bisa berjalan dan menderita saat tidur di malam hari.
Pada kram otot biasa, Anda dapat melihat otot berkedut-kedut atau berkontraksi. Kram yang dialami penderita diabetes biasanya cukup sulit dilihat mata.
Selain itu, kram dan rasa nyeri yang dialami penderita diabetes juga tidak pulih atau menghilang dengan berjalan.
Kram dan rasa nyeri yang berhubungan dengan diabetes biasanya mirip dan salah didiagnosis sebagai fraktur stres atau Restless Leg Syndrome (sindrom kaki gelisah).
Mencari Perubahan Kaki Lainnya
Pantaulah kelemahan otot. Ketika kadar glukosa yang tinggi mencapai saraf, air juga turut mengikuti glukosa ke saraf dengan cara osmosis. Saraf akan membengkak dan kehilangan pasokan darah sehingga menjadi sedikit mati. Jika saraf yang memasoki otot sudah mati, artinya otot tersebut tidak lagi memperoleh rangsangan dari saraf. Akibatnya, kaki Anda mungkin tampak mengecil (mengerut) dan kelemahannya dapat memengaruhi cara berjalan Anda sehingga menjadi goyah atau pincang. Inilah sebabnya pasien yang sudah lama menderita diabetes biasanya menggunakan tongkat atau kursi roda.
Terkait kelemahan kaki dan pergelangan kaki, saraf yang berfungsi memberikan umpan balik koordinasi dan keseimbangan ke otak juga turut mengalami kerusakan. Oleh karenanya, penderita diabetes sangat kesulitan berjalan cepat.
Kerusakan saraf dan kelemahan otot/tendon pergelangan kaki juga menyebabkan berkurangnya refleks. Oleh sebab itu, memplester tendon Achilles penderita diabetes tidak akan berpengaruh banyak.
Periksa kelainan bentuk pada jari-jari kaki. Jika otot-otot kaki Anda terasa lemah dan cara berjalan sudah berubah, postur berjalan Anda tidak lagi benar dan menambah tekanan di jari-jari kaki. Kedua hal ini dapat menyebabkan kelainan bentuk jari-jari kaki, misalnya hammertoe (jari-jari palu).Hammertoe terjadi ketika salah satu dari ketiga jari-jari di tengah kaki mengalami kelainan bentuk pada sendi sehingga bengkok menyerupai palu. Selain gejala kelainan bentuk seperti hammertoe, cara berjalan dan keseimbangan yang tidak merata ini dapat menyebabkan bertambahnya tekanan di area-area tertentu pada kaki. Hal ini dapat menimbulkan ulkus tekanan, yang kemudian dapat terinfeksi dan memunculkan berbagai masalah tambahan lain.
Hammertoe dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk memperbaikinya, biasanya pasien membutuhkan operasi.
Kelainan bentuk jempol yang biasanya terjadi pada penderita diabetes adalah bunion (bengkak pada sendi pertama jempol), yang menyebabkan jempol terus terdorong ke jari-jari kaki lainnya.
Penderita diabetes harus mengenakan sepatu yang memiliki banyak ruang di bagian jari-jari kaki untuk mengurangi risiko kelainan bentuk jari. Perempuan tidak boleh mengenakan hak tinggi jika menderita diabetes.
Waspadai gejala cedera atau infeksi dengan saksama. Selain jatuh dan patah tulang saat berjalan, komplikasi paling serius yang dihadapi penderita diabetes adalah cedera kaki. Akibat berkurangnya kepekaan kaki, penderita diabetes sering kali tidak merasakan cedera minor seperti abrasi, sayatan kecil, lepuhan, dan gigitan serangga. Akibatnya, cedera-cedera kecil ini bisa terinfeksi. Jika tidak dirawat sebelum terlambat, jari atau kaki mungkin terpaksa diamputasi.
Gejala infeksi yang dapat dilihat biasanya berupa pembengkakan besar, perubahan warna (merah atau kebiruan), dan keluarnya nanah putih atau cairan lain dari luka.
Infeksi biasanya mulai berbau busuk ketika mengeluarkan nanah dan darah.
Kemampuan penderita diabetes kronis untuk menyembuhkan diri juga menurun akibat melemahnya sistem imun tubuh. Oleh karenanya, cedera ringan dapat bertahan lama dan meningkatkan risiko infeksi.
Jika cedera minor berubah menjadi ulkus terbuka yang serius (seperti luka seriawan besar), sebaiknya segera kunjungi layanan darurat.
Kami menyarankan kepada penderita diabetes untuk memeriksa dasar telapak kakinya sekali seminggu dan memastikan dokter memeriksa kaki Anda dengan teliti di semua pemeriksaan.
Mencari Gejala Neuropati Lainnya
Carilah gejala serupa di tangan Anda. Walaupun neuropati periferal biasanya dimulai dari tubuh bagian bawah, terutama di kaki, pada akhirnya penyakit ini juga menyerang saraf-saraf periferal kecil yang menuju jari, lengan, tangan, dan lengan. Oleh karenanya, periksa kedua tangan Anda dengan teliti untuk melihat keberadaan gejala-gejala di atas dan komplikasi diabetes.
Serupa dengan kaki, penyebaran gejala komplikasi diabetes di tangan juga dimulai dari jari tangan dan menuju lengan (seperti memakai sarung tangan).
Gejala komplikasi diabetes di tangan dapat mirip atau salah didiagnosis sebagai sindrom lorong karpal (carpal tunnel syndrome alias CTS) atau penyakit Raynaud (arteri menyempit lebih dari biasanya saat terpapar suhu dingin).
Tangan Anda lebih mudah diperiksa secara teratur dibandingkan kaki. Dalam kegiatan sehari-hari, biasanya kedua kaki Anda ditutupi oleh kaus kaki atau sepatu.
Periksa gejala neuropati otonom. Sistem otonom tubuh Anda termasuk saraf-saraf yang mengontrol detak jantung, kandung kemih, paru-paru, perut, usus, genital, dan mata. Diabetes (hiperglikemia) dapat memengaruhi saraf-saraf ini dan menyebabkan berbagai komplikasi, misalnya peningkatan detak jantung, hipotensi, retensi kandung kemih atau inkontinensia, konstipasi, kembung, hilangnya selera makan, sulit menelan, disfungsi ereksi, dan kekeringan vagina.
Kaki atau bagian tubuh lain yang berkeringat tanpa terkontrol (atau sama sekali tidak bisa berkeringat) merupakan gejala nuropati otonom.
Neuropati otonom yang menyebar luas pada akhirnya akan menyebabkan disfungsi organ, misalnya sakit jantung atau ginjal.
Waspadai gangguan penglihatan. Neuropati periferal dan otonom dapat memengaruhi mata melalui kerusakan pembuluh darah kecil akibat keracunan glukosa. Selain risiko infeksi dan kemungkinan amputasi kaki, kebutaan adalah salah satu hal yang paling dikhawatirkan penderita diabetes. Komplikasi mata yang berhubungan dengan diabetes di antaranya adalah kesulitan beradaptasi dengan cahaya redup, pandangan mengabur, mata berair, dan berkurangnya ketajaman penglihatan secara bertahap, yang pada akhirnya mengakibatkan kebutaan.
Retinopati akibat diabetes memengaruhi pembuluh darah di retina mata dan merupakan penyebab gangguan penglihatan paling umum pada penderita diabetes.
Faktanya, penderita diabetes dewasa 2-5 kali lebih rentan terhadap katarak.
Penyakit mata pada penderita diabetes juga meningkatkan risiko katarak (pengaburan lensa) atau glaukoma (peningkatan tekanan dan kerusakan saraf optik).
Komentar
Posting Komentar